Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan Ketua Tim Pakar dan Inisiator Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Burhanuddin Abdullah, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/5/2025). Pertemuan tersebut fokus membahas tantangan dan langkah-langkah strategis yang perlu diambil pemerintah untuk perbaikan kondisi ekonomi nasional.   

Burhanuddin Abdullah, yang juga pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia, diundang oleh Presiden Prabowo untuk dimintai masukan terkait situasi ekonomi terkini. Dalam pertemuan tersebut, Burhanuddin memaparkan analisis mengenai berbagai tantangan yang dihadapi ekonomi Indonesia, baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal.   

Menurut Burhanuddin, situasi ekonomi global saat ini penuh dengan ketidakpastian, yang tentunya berdampak pada stabilitas ekonomi domestik. Selain itu, terdapat pula sejumlah tantangan di dalam negeri yang perlu diatasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

“Tantangan internal juga banyak, tantangan eksternal lebih lagi,” ujar Burhanuddin usai pertemuan.

Menyikapi pemaparan tersebut, Presiden Prabowo meminta Burhanuddin Abdullah untuk kembali melakukan kajian mendalam terkait langkah-langkah konkret yang perlu diimplementasikan oleh pemerintah. Kajian ini diharapkan dapat memberikan peta jalan yang jelas mengenai kebijakan ekonomi yang pro-pertumbuhan dan mampu menjawab tantangan global serta domestik.   

“Beliau minta supaya saya kembali mengkaji hal-hal yang perlu dilakukan pemerintah kita, gitu aja,” tambah Burhanuddin. Ia menyebutkan bahwa proses kajian tersebut belum secara resmi dimulai setelah pertemuan ini.

Pemanggilan Burhanuddin Abdullah oleh Presiden Prabowo mengindikasikan bahwa pemerintah mendatang memberikan perhatian serius terhadap kondisi ekonomi dan mencari pandangan dari para pakar yang memiliki rekam jejak dan pengalaman luas di bidang ekonomi. Sebagai mantan Gubernur BI, Burhanuddin memiliki pemahaman mendalam mengenai kebijakan moneter, stabilitas sistem keuangan, dan dinamika ekonomi makro. Pengalaman ini sangat relevan dalam merumuskan strategi perbaikan ekonomi yang komprehensif.   

Pembahasan mengenai perbaikan ekonomi dalam pertemuan ini mencakup berbagai aspek, meskipun rincian spesifiknya tidak dijelaskan secara detail. Namun, merujuk pada konteks ekonomi saat ini, kemungkinan besar diskusi menyentuh isu-isu seperti stabilitas nilai tukar, pengendalian inflasi, peningkatan investasi, penciptaan lapangan kerja, serta upaya menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah gejolak global.

Presiden Prabowo sendiri dalam berbagai kesempatan telah menyampaikan komitmennya untuk fokus pada penguatan ekonomi kerakyatan, peningkatan produktivitas, dan hilirisasi industri. Masukan dari para pakar seperti Burhanuddin Abdullah akan sangat berharga dalam merumuskan kebijakan yang tepat sasaran untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi tersebut.   

Pertemuan ini juga menjadi sinyal bahwa pemerintah terbuka terhadap masukan dari berbagai kalangan profesional dan akademisi dalam menyusun agenda pembangunan nasional, khususnya di sektor ekonomi. Presiden Prabowo menyadari pentingnya mendengarkan pandangan dari para ahli untuk mendapatkan perspektif yang komprehensif sebelum mengambil keputusan strategis yang berdampak luas bagi perekonomian negara.   

Kajian yang akan dilakukan oleh Burhanuddin Abdullah diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang praktis dan dapat segera diimplementasikan oleh pemerintah. Fokus pada perbaikan ekonomi menjadi krusial mengingat tantangan global yang semakin kompleks dan kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Pertemuan antara Presiden Prabowo dan Burhanuddin Abdullah di Istana ini menegaskan kembali prioritas pemerintah terhadap isu ekonomi dan upaya proaktif dalam mencari solusi terbaik melalui konsultasi dengan para pakar berpengalaman. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat fondasi ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan masa depan dan mencapai pertumbuhan yang lebih kuat dan merata. Publik menantikan hasil kajian yang akan disampaikan oleh Burhanuddin Abdullah dan bagaimana rekomendasi tersebut akan diterjemahkan menjadi kebijakan konkret oleh pemerintah.